disparbud@halmaheraselatankab.go.id

|

081242679547

Sekelumit kisah Benteng Barnaveld ,benteng yang diperebutkan 3 negara: Portugis, Spanyol, dan juga Belanda.

Menjelajahi Benteng Barneveld seperti masuk ke mesin waktu. Kita seakan diajak kembali ke masa lalu, membayangkan saat benteng ini sedang di zaman jaya-jayanya.

Benteng Barnaveld berdiri di Kota Labuha, ibu kota Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara. Tepatnya di Jalan Benteng Barnaveld, tak jauh dari Lapangan Samargalila.

Nama Benteng Barnaveld masih kalah terkenal dengan benteng lainnya di Maluku Utara seperti Benteng Kalamata, Benteng Tolukko, hingga Benteng Kastella. Namun benteng ini rupanya dianggap sangat strategis, sampai-sampai 3 bangsa rebutan menguasai benteng ini.

nama Benteng Barnaveld diambil dari nama sebuah kota di Belanda, yaitu Barneveld yang ada di Provinsi Gelderland. Padahal sebenarnya, benteng ini bukan dibuat oleh Belanda, melainkan oleh Bangsa Portugis.

Dari data sejarah, faktanya adalah bangsa Portugis-lah yang pertama kali datang ke Pulau Bacan dan membangun benteng ini di tahun 1558. Portugis datang ke Pulau Bacan karena tertarik dengan rempah-rempah yang merupakan komoditas paling berharga di zaman itu.

Namun, Portugis berkuasa tidak lama. Kedatangan bangsa Spanyol membuat benteng ini beralih kepemilikan, dari tangan Portugis ke kekuasaan Spanyol. Di tahun 1609, benteng ini akhirnya jatuh ke tangan Belanda, setelah Laksamana Muda Simon Hoen dengan dibantu Sultan Ternate, berhasil memaksa Spanyol untuk mengembalikan benteng ini ke tangan mereka.
Oleh Belanda, benteng ini pun dipugar dan diperkokoh lagi. Empat bastion lengkap dengan meriamnya dibangun mengelilingi benteng. Di tengah-tengah benteng dibangun rumah sebagai tempat singgah. Rumah beratapkan rumbia (kini sudah diganti dengan seng) itu dibangun dengan tembok batu setebal 30 centimeter.

Di dalam benteng juga dibuat ruang bawah tanah. Sebuah sumur dengan air yang segar juga dibangun di dalam benteng. Nama Barnaveld pun disematkan agar makin menegaskan bahwa benteng tersebut merupakan daerah kekuasaan Belanda.

Benteng Barnaveld dikelilingi oleh parit dengan lebar sekitar 2 meter. Parit ini juga digunakan untuk melindungi benteng dari serangan musuh. Sementara itu dari atas benteng, kita bisa melihat keindahan Gunung Sibella. Dahulu laut juga terlihat, tetapi kini hanya rumah-rumah penduduk saja sejauh mata memandang.


"Website Resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Halmahera Selatan adalah portal resmi yang menyajikan informasi terkini mengenai destinasi pariwisata dan warisan budaya kami."

Layanan Kami
Kontak Kami

Jl. Kebun Karet, Kampung Makian, Bacan Selatan

081242679547

disparbud@halmaheraselatankab.go.id

Pengunjung :
Hari Ini : 93
Minggu Ini : 704
Bulan Lalu : 3604
Tahun Lalu : 763

Copyright © Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Halmahera Selatan.

Powered by Diskominfo Halsel

Designed by HTML Codex